Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi komputer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita
sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi).
sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi).
Pada model arsitektur ini, Client tidak
dapat berfungsi sebagai Server, tetapi Server dapat berfungsi menjadi Client
(server non-dedicated). Prinsip kerja pada arsitektur ini sangat sederhana,
dimana Server akan menunggu permintaan dari Client, memproses dan memberikan
hasil kepada Client, sedangkan Client akan mengirimkan permintaan ke Server,
menunggu proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya.
Arsitektur
Client Server - Sistem Client Server ini tidak hanya diperuntukkan bagi pembangunan
jaringan komputer skala luas. Sistem ini menggunakan protokol utama Transmision
Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), sedangkam sistem operasi yang
digunakan antara lain Unix, Linux dan Windows NT.
Lingkungan Database Client/Server di
Internet :
- Menggunakan LAN untuk mendukung jaringan PC
- Masing-masing PC memiliki penyimpan tersendiri
- Berbagi hardware atau software
Model-model Client
Server
1. Client/Server (two
tier)
Two Tier Client Server - Dalam model client/server, pemrosesan pada
sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal
sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang
dihubungkan melalui sebuah jaringan.
Aplikasi ditempatkan pada komputer
client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client
mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke
client-nya.
Model Two-tier terdiri dari tiga
komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan
server (yang menyediakan service). Tiga komponen tersebut yaitu :
1. User Interface(Client). Adalah antar
muka program aplikasi yang berhadapan
dan digunakan langsung oleh user.
2. Manajemen Proses(Jaringan).
3. Database(Server). Model ini
memisahkan peranan user interface dan database dengan jelas, sehingga terbentuk
dua lapisan.
Dalam model client/server, pemrosesan
pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah
tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang
dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 1.2.
Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin
database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan
permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.
Dalam client/server, client-client yang
cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan
user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database.
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server
memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar
aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user
tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih
terukur daripada model berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada
server. Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu
aplikasi, semakin banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk
masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan
masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa
koneksi. Logika kode tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam
sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan
modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua
komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus
dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model
client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi.
Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan
model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya
sebuah solusi menarik bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat
dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya
menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat
biaya.
Kelebihan dari model client/server :
- Menangani Database Server secara khusus
- Relatif lebih sederhana untuk di develop dan
diimplementasikan.
- Lebih cocok diterapkan untuk bisnis kecil.
Server database berisi mesin database,
termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan
bisnis). Dalam system client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya
diterapkan dalam database.
Server database manangani :
- Manajemen data
- Keamanan
- Query, trigger, prosedur tersimpan
- Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah
langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke
komputer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi
client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan
client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan
sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada
model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu,
Kekurangan dari model client/server :
- Kurangnya skalabilitas
- Koneksi database dijaga
- Tidak ada keterbaharuan kode
- Tidak ada tingkat menengah untuk menangani
keamanan dan transaksi skala kecil.
- Susah di amankan.
- Lebih mahal.
2. Three-Tier / Multi-Tier
Three Tier Client Server - Model three-tier
atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur
client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan
(atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam
arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
- Layanan presentasi (tingkat client)
- Layanan bisnis (tingkat menengah)
- Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka
pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode
client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi
server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer
tersendiri.
Konsep model three-tier adalah model
yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi
mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. Contoh dari Application server adalah IIS, WebSphere, dan sebagainya. Application Server umumnya berupa business process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier tersebut. Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan Web Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi Web Browser.
Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business process-nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan database server. Biasanya, implementasi arsitektur Three Tier terkendala dengan network bandwidth.
Karena aplikasinya berbasiskan web, maka
Application Server selalu mengirimkan Web Application-nya ke komputer Client.
Jika kita memiliki banyak sekali client, maka bandwidth yang harus disiapkan
akan cukup besar, Sedangkan network bandwidth biasanya memiliki limitasi. Oleh
karena itu biasanya, untuk mengatasi masalah ini, Application Server
ditempatkan pada sisi client dan hanya mengirimkan data ke dalam database
server. Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke
dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas,
keterbaharuan, dan keamanan.
Kelebihan arsitektur Three Tier :
- Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan
pada sisi server, begitu pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat
harga yang harus dibayar lebih kecil.
- Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan
tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah.
- Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu
menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server
ataupun sisi client.
- Keamanan dibelakang firewall.Transfer informasi
antara web server dan server database optimal.
- Komunikasi antara system-sistem tidak harus
didasarkan pada standart internet, tetapi dapat menggunakan protocol
komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
- Penggunaan middleware mendukung efisiensi query
database dalam SQL di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari
database.
Beberapa Keuntungan Arsitektur
Three-Tier :
- Keluwesan teknologi.
- Mudah untuk mengubah DBMS engine.
- Kemungkinkan pula middle tier ke platform yang
berbeda
- Biaya jangka panjang yang rendah.
- Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle
tier daripada pada aplikasi keseluruhan.
- Keunggulan kompetitif.
- Kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan
bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul kode daripada mengubah
keseluruhan aplikasi
Kekurangan arsitekture Three Tier :
- Lebih susah untuk merancang
- Lebih susah untuk mengatur
- Lebih mahal
3. Aplikasi N-tier
Aplikasi N-Tier - Stored procedure
ternyata tidak mencukupi untuk sistem dimana database disimpan pada lebih dari
satu server, karena bisa jadi terdapat client yang tidak dapat mengakses
procedure tersebut. Mungkin Anda bertanya, apa perlunya menyimpan database
lebih dari satu server? Tentu saja Anda juga menginginkan perusahaan yang
menggunakan aplikasi Anda dapat berkembang, bukan? Penggunaan lebih dari satu
database sangat memungkinkan saat sebuah perusahaan telah memiliki divisi yang
cukup besar dimana harus memiliki database tersendiri. Dalam kasus penggunaan
lebih dari satu server database, Anda perlu mengimplementasikan strategi
development yang berbeda, pendekatan yang baik adalah dengan menggunakan model
n-tier. Huruf “n” pada n-tier menunjukkan variabel numerik yang dapat berisi
angka sebanyak apapun, misalnya 3-tier, 4-tier dan seterusnya. Karena itu
sebuah aplikasi n-tier memiliki 3 atau lebih tingkatan logical, umumnya
aplikasi n-tier saat ini menggunakan 3-tier.
Untuk menggambarkannya, Anda dapat membayangkan skema disain aplikasi two-tier yang mengimplementasikan business logic pada stored procedure seperti yang telah diterangkan diatas, kemudian melakukan improvisasi disain dengan menambahkan sebuah tingkatan (tier) sebagai middle tier sebagai business object, arsitektur inilah yang dikenal dengan 3-tier. Perbedaan nyata dengan 2-tier adalah, business object pada 3-tier terpisah dari aplikasi client dan elemen database. Sehingga dapat digambarkan bahwa sistem 3-tier secara umum terbentuk dari tingkatan client, business dan database.
Untuk membayangkan penerapan 3-tier
dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin paling sering Anda temui adalah
penerapan Internet ataupun Intranet.
Pada aplikasi Internet/Intranet,
terdapat client yang menjalankan browser dan meminta informasi dari middle-tier
yang berupa HTTP Server. Middle-tier akan meminta data pada server database,
kemudian mengirimkannya kembali kepada HTTP Server. HTTP Server akan
mengirimkan kepada browser dalam bentuk page/halaman web.
Sebuah sistem 3-tier menyediakan support multi-user yang stabil, bahkan saat pada client menjalankan aplikasi yang berbeda, juga dapat mendayagunakan beberapa database yang digunakan secara bersamaan. Dalam pembahasan berikut ini, akan dijelaskan contoh kasus penerapan 3-tier. Bayangkan sebuah sistem 3-tier, yang terdiri dari client, business dan database.
Sistem tersebut harus melakukan kalkulasi gaji karyawan berdasarkan pajak dan peraturan lainnya yang dapat berubah dari tahun ke tahun. Pada tahun ini, terdapat perubahan peraturan pajak yang harus diterapkan pada sistem, pada tingkatan mana Anda harus melakukan update? Anda hanya perlu melakukan update pada tingkatan business object, yang ada karena arsitektur 3-tier ini. Satu hal yang harus terus diingat sebagai konsep dasar, bahwa pengertian arsitektur 2-tier maupun 3-tier adalah secara logical dan bukan secara physical. Sehingga pada sebuah sistem kecil Anda dapat menjalankan business logic dan database pada komputer yang sama. Tetapi pada sistem yang besar, Anda mungkin memerlukan beberapa komputer untuk menjalankan baik tingkatan business ataupun database.
Teknologi pendukung
Beberapa contoh teknologi yang umum
dipergunakan untuk mendukung n-tier:
- Component Object
Umumnya merupakan model object oriented
dimana dapat dipergunakan oleh aplikasi yang berbeda dan penggunaan ulang
komponen. Contohnya adalah COM/DCOM. Aplikasi yang ditulis dengan bahasa
pemrograman yang berbeda dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan
Component Object. Component Object itu sendiri dapat ditulis dengan bahasa
pemrograman yang berbeda-beda. Pada prinsipnya komponen tersebut terdiri dari
class yang memiliki sekumpulan method.
- Microsoft Transaction Server
MTS atau Microsoft Transaction Server
merupakan software yang dikembangkan oleh Microsoft untuk keperluan monitoring
transaksi pada aplikasi terdistribusi. MTS beroperasi pada middle-tier dan
menyediakan control transaksi. Sebagai contoh, jika Anda mengembangkan sistem
3-tier yang mana menempatkan business object pada middle-tier, maka Anda dapat
membuat ActiveX DLL sebagai business objectnya, dan melakukan instalasi didalam
lingkungan MTS pada middle-tier. MTS akan bertanggung-jawab dalam menangani
akses multi-client pada busines object tersebut. MTS menyediakan fasilitas
seperti transaksi rollback, commit dan deadlock pada middle-tier.
- HTTP/Web Server.
Untuk aplikasi n-tier pada
aplikasi Internet/Intranet, Anda mutlak memerlukan Web Server. Terdapat cukup
banyak web server yang umum digunakan seperti Apache Web Server atau Internet
Information Server (IIS). Anda dapat menggunakan web server sebagai middle-tier
untuk menangani permintaan dari browser komputer client.
- Microsoft Message Queue Server.
MMQS atau Microsoft Message Queue Server
merupakan teknologi yang dikembangkan oleh Microsoft yang berjalan pada
middle-tier dan berfungsi untuk mengelola antrian permintaan.
Hal ini dilatarbelakangi karena didalam
jaringan yang besar, tidak semua komputer yang terkoneksi berfungsi pada saat
yang diperlukan, sehingga diperlukan sebuah aplikasi yang dapat mengelola
antrian request dari client dan response dari server yang akan dikirimkan lagi
ketika komputer tujuan telah
berfungsi. Satu keuntungannya lagi, jika client-client meminta request yang
melebihi kapasitas sebuah server, maka MMQS dapat menyimpannya untuk kemudian
mendelegasikannya pada server yang tidak sibuk. Untuk kebutuhan ini diperlukan
aplikasi pada server yang berfungsi sebagai listener atau referral.
- Database Management System.
Database Management System atau dikenal
dengan singkatan DBMS merupakan sumber penyimpanan data dan tentu saja memegang
peranan vital dalam keseluruhan sistem. Untuk arsitektur 2-tier dan n-tier,
diperlukan aplikasi DBMS yang mampu bekerja pada lingkungan tersebut, beberapa
contohnya adalah MySQL, Microsoft SQL Server dan Oracle. Jika pada DBMS yang
dipergunakan terdapat fasilitas stored procedure, maka dimungkinkan untuk
menyimpan business logic didalam stored procedure yang akan diakses oleh
client.
Keuntungan Dan Kerugian n-tier
Diantara keuntungan-keuntungan yang
dapat diperoleh dari arsitektur n-tier (atau 3-tier pada umumnya), yang
terutama adalah:
1. Kemudahan perubahan
business logic di masa yang akan dating
2. Business logic yang
mudah diimplementasi dan dipelihara
3. Aplikasi client dapat
mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda secara transparan.
Apakah terdapat kerugian n-tier? Mungkin lebih tepat dikatakan sebagai konsekuensinya, yaitu sistem n-tier relatif mahal untuk development dan instalasinya. Hal ini dikarenakan perencanaan software pada 3-tier bisa jadi sangat kompleks. Bahkan pada awal tahap perencanaan, Anda telah harus mempertimbangkan potensi pengembangan perusahaan pada masa yang akan datang. Kompleksitas dalam hal ini meliputi seluruh aspek, baik infrastruktur maupun pembuatan software secara keseluruhan.
Sementara dalam suatu perusahaan, semakin besar perubahan sistem yang dilakukan, maka akan semakin memerlukan adaptasi yang semakin luas ruang lingkupnya. Karena itu secara otomatis memerlukan rentang waktu relatif lebih lama.
Terutama jika sistem 3-tier tersebut akan menggantikan sistem yang telah lama digunakan, terdapat cukup banyak tantangan untuk sosialisasi sistem yang baru. Dalam hal ini, interaksi dan komunikasi dengan pengguna sistem secara keseluruhan sangat diperlukan. Karena itu terdapat dua sisi yang harus Anda temukan titik imbangnya, antara keuntungan-keuntungan yang dapat diraih oleh arsitektur aplikasi n-tier berbanding dengan biaya, tenaga dan waktu yang diperlukan untuk development dan implementasinya.
ARSITEKTUR SISI KLIEN
Ada beberapa karakteristik dari sisi klien pada umunya sudah kita ketahui, yaitu :
1. Pihak klien selalu memulai permintaan/permohonan ke pihak server
2. Setelah mengirim permintaan, kemudian klien akan menunggu balasan atau
jawaban atas permintaannya dari server
3. Menerima balasan dari server atas permintaannya
4. Biasanya klien akan terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu
5. Biasanya berinteraksi langsung dengan end-user (pengguna akhir) dengan
menggunakan user interface (antarmuka pengguna)
6. Khusus jenis klien mencakup web browser, email klien dan online chat klien
ARSITEKTUR SISI SERVER
Sama dengan sisi klien (client side), sisi server (side server) juga memiliki karakteristik seperti di bawah ini :
1. Sebagai penyedia layanan, sisi server akan selalu menunggu permintaan dari
sisi klien
2. Sesuai dengan tugasnya, melayani dan menjawab permintaan data yang
diminta oleh klien
3. Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani
permintaan klien
4. Jenis server khusus mencakup web server, FTP server, database server, email
server, file server, print server. Mayoritas dari web layanan tersebut juga merupakan jenis server.
KOLABORASI ARSITEKTUR SISI KLIEN DAN SERVER
Ada beberapa model arsitektur klien-server ini yang umum, yaitu
1. Arsitektur mainframe
2. Arsitektur file-sharing
3. Arsitektur client/server
Arsitektur client server dapat dibedakan menjadi 3 model, yaitu single-tier (satu
lapis), two-tier (dua lapis) dan three-tier (3 lapis).
Berikut penjeLasan dari ketiga modeL arsiTektur cLient server tersebut di atas :
>> Arsitektur Single-tier (Satu Lapis)
Semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama pada arsitektur single tier ini. Model single tier adalah model yang sederhana, mudah digunakan pengguna (user) dan paling sedikit memiliki alternatif. Kelemahan dari arsitektur ini adaLah kurang aman dan kurang memiliki skalabilitas.
>> Arsitektur Two-tier (DUa Lapis)
Pengolahan informasi pada arsitektur ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem user interface (antarmuka pengguna) lingkungan dan lingkungan server manajemen database. Arsitektur two tier memiliki tingkat kemanan yang lebih tinggi dan terukur daripada arsitektur single-tier. Arsitektur ini memiliki database pada computer yang terpisah dan hal tersebut menyebabkan arsitektur ini dapat meningkatkan kinerja keseluruhan situs.
Arsitektur two- tier memiLiki keLemahan, yaitu biayanya yang mahal, arsitekturnya yang kompleks, tidak adanya pembaruan kode, skalabilitasnya kurang dan tingkat kemanannya kurang.
Di samping itu, kelebihan dari arsitektur two tier adalah mudah digunakan oleh pengguna, dapat menangani database server secara khusus dan bisnis lingkup kecil sangat cocok menggunakan arsitektur ini.
>> Arsitektur Three-tier (tiga Lapis)
Karena arsitektur sebelumnya memiliki cukup banyak kelemahan, maka dikembangkanlah arsitektur three tier ini yang akan membantu mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Arsitektur three-tier memiliki 3 lapisan.
Kelebihan dari arsitektur ini adalah memiliki skala yang besar, transfer informasi antara web server dan server database optimal, tidak akan menyebabkan lapisan lain terkontaminasi salah jika salah satu lapisan terdapat keslahan. Dan kekurangannya, arsitektur ini lebih sulit untuk merancang, lebih sulit untuk mengatur dan lebih mahal.
Arsitektur Client Server
Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Nah Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi)
Dibagi dalam 2 bagian Arsitektur yaitu :
Arsitektur Client Side
Merujuk pada pelaksanaan data pada browser sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi eksekusi client dan contoh dari sisi penyimpanan pada client adalah cookie.
Karakteristik :
- Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
- Menunggu dan menerima balasan.
- Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
- Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.
Arsitektur Server Side
Pada server side, ada sebuah server Web khusus yang bertugas mengeksekusi perintah dengan menggunakan standar metode HTTP. Misalnya penggunaan CGI script pada sisi server yang mempunyai tag khusus yang tertanam di halaman HTML. Tag ini memicu terjadinya perintah untuk mengeksekusi.
Karakteristik :
- Menunggu permintaan dari salah satu client.
- Melayani permintaan klien dan menjawab sesuai data yang diminta oleh client.
- Suatu server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan client.
- Jenis-jenisnya : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server.
Dibawah ini merupakan penjelasan tentang beberapa kolaborasi arsitektur sisi client dan sisi server :
dibagi atas 3 jenis kolaborasi
Ada beberapa karakteristik dari sisi klien pada umunya sudah kita ketahui, yaitu :
1. Pihak klien selalu memulai permintaan/permohonan ke pihak server
2. Setelah mengirim permintaan, kemudian klien akan menunggu balasan atau
jawaban atas permintaannya dari server
3. Menerima balasan dari server atas permintaannya
4. Biasanya klien akan terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu
5. Biasanya berinteraksi langsung dengan end-user (pengguna akhir) dengan
menggunakan user interface (antarmuka pengguna)
6. Khusus jenis klien mencakup web browser, email klien dan online chat klien
ARSITEKTUR SISI SERVER
Sama dengan sisi klien (client side), sisi server (side server) juga memiliki karakteristik seperti di bawah ini :
1. Sebagai penyedia layanan, sisi server akan selalu menunggu permintaan dari
sisi klien
2. Sesuai dengan tugasnya, melayani dan menjawab permintaan data yang
diminta oleh klien
3. Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani
permintaan klien
4. Jenis server khusus mencakup web server, FTP server, database server, email
server, file server, print server. Mayoritas dari web layanan tersebut juga merupakan jenis server.
KOLABORASI ARSITEKTUR SISI KLIEN DAN SERVER
Ada beberapa model arsitektur klien-server ini yang umum, yaitu
1. Arsitektur mainframe
2. Arsitektur file-sharing
3. Arsitektur client/server
Arsitektur client server dapat dibedakan menjadi 3 model, yaitu single-tier (satu
lapis), two-tier (dua lapis) dan three-tier (3 lapis).
Berikut penjeLasan dari ketiga modeL arsiTektur cLient server tersebut di atas :
>> Arsitektur Single-tier (Satu Lapis)
Semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama pada arsitektur single tier ini. Model single tier adalah model yang sederhana, mudah digunakan pengguna (user) dan paling sedikit memiliki alternatif. Kelemahan dari arsitektur ini adaLah kurang aman dan kurang memiliki skalabilitas.
>> Arsitektur Two-tier (DUa Lapis)
Pengolahan informasi pada arsitektur ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem user interface (antarmuka pengguna) lingkungan dan lingkungan server manajemen database. Arsitektur two tier memiliki tingkat kemanan yang lebih tinggi dan terukur daripada arsitektur single-tier. Arsitektur ini memiliki database pada computer yang terpisah dan hal tersebut menyebabkan arsitektur ini dapat meningkatkan kinerja keseluruhan situs.
Arsitektur two- tier memiLiki keLemahan, yaitu biayanya yang mahal, arsitekturnya yang kompleks, tidak adanya pembaruan kode, skalabilitasnya kurang dan tingkat kemanannya kurang.
Di samping itu, kelebihan dari arsitektur two tier adalah mudah digunakan oleh pengguna, dapat menangani database server secara khusus dan bisnis lingkup kecil sangat cocok menggunakan arsitektur ini.
>> Arsitektur Three-tier (tiga Lapis)
Karena arsitektur sebelumnya memiliki cukup banyak kelemahan, maka dikembangkanlah arsitektur three tier ini yang akan membantu mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Arsitektur three-tier memiliki 3 lapisan.
Kelebihan dari arsitektur ini adalah memiliki skala yang besar, transfer informasi antara web server dan server database optimal, tidak akan menyebabkan lapisan lain terkontaminasi salah jika salah satu lapisan terdapat keslahan. Dan kekurangannya, arsitektur ini lebih sulit untuk merancang, lebih sulit untuk mengatur dan lebih mahal.
Arsitektur Client Server
Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Nah Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi)
Dibagi dalam 2 bagian Arsitektur yaitu :
Arsitektur Client Side
Merujuk pada pelaksanaan data pada browser sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi eksekusi client dan contoh dari sisi penyimpanan pada client adalah cookie.
Karakteristik :
- Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
- Menunggu dan menerima balasan.
- Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
- Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.
Arsitektur Server Side
Pada server side, ada sebuah server Web khusus yang bertugas mengeksekusi perintah dengan menggunakan standar metode HTTP. Misalnya penggunaan CGI script pada sisi server yang mempunyai tag khusus yang tertanam di halaman HTML. Tag ini memicu terjadinya perintah untuk mengeksekusi.
Karakteristik :
- Menunggu permintaan dari salah satu client.
- Melayani permintaan klien dan menjawab sesuai data yang diminta oleh client.
- Suatu server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan client.
- Jenis-jenisnya : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server.
Dibawah ini merupakan penjelasan tentang beberapa kolaborasi arsitektur sisi client dan sisi server :
dibagi atas 3 jenis kolaborasi
1. Arsitektur Single- Tier
Arsitektur Single- Tier adalah semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama. Sederhana dan alternatifnya sangat mahal. Membutuhkan sedikit perlengkapan untuk dibeli dan dipelihara.
2. Arsitektur Two-tier
Pada Arsitektur Two-tier, antarmukanya terdapat pada lingkungan desktop dan sistem manajemen database biasanya ada pada server yang lebih kuat yang menyediakan layanan pada banyak client. Pengolahan informasi dibagi antara lingkungan antarmuka sistem dan lingkungan server manajemen database.
3. Arsitektur Three-tier
Arsitektur Three-Tier diperkenalkan untuk mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Di tiga tingkatan arsitektur, sebuah middleware digunakan antara sistem user interface lingkungan client dan server manajemen database lingkungan. Middleware ini diimplementasikan dalam berbagai cara seperti pengolahan transaksi monitor, pesan server atau aplikasi server. Middleware menjalankan fungsi dari antrian, eksekusi aplikasi dan database staging
No comments:
Post a Comment